Travel Malang Juanda lewat tol

Tempe Malang: Warisan Rasa Khas yang Tak Lekang Oleh Zaman

Tempe bukan sekadar lauk sederhana, tapi juga warisan kuliner Nusantara yang kaya gizi dan filosofi hidup. Di antara berbagai daerah penghasil tempe di Indonesia, Malang punya ciri khas yang menjadikan tempenya istimewa. Tempe Malang bukan hanya soal rasa, tapi juga budaya, kebanggaan lokal, dan kreativitas olahan.

Ciri Khas dan Karakter Rasa

Tempe Malang dikenal dengan teksturnya yang padat, rasa gurih yang dalam, dan aroma kacang kedelai yang kuat namun bersih. Ciri khas tempe dari Malang antara lain:

  • Bentuknya padat dan tebal, tidak mudah hancur saat digoreng atau dimasak.

  • Fermentasi yang sempurna, biasanya 2–3 hari, menjadikannya matang merata dan memiliki rasa kacang yang lebih “matang”.

  • Aroma khas yang tidak asam, menandakan kualitas ragi (kapang Rhizopus) yang digunakan sangat baik.

  • Warna putih cerah, karena bungkusnya umumnya masih menggunakan daun pisang atau plastik transparan, menampilkan warna alami.

Rasa tempe Malang cenderung lebih “nutty” dan gurih alami, meski tanpa bumbu tambahan. Saat digoreng, bagian luarnya renyah namun tetap lembut di dalam.

Bahan Dasar

Bahan dasar pembuatannya adalah kedelai, terutama kedelai kuning. Di Indonesia, kedelai yang digunakan untuk tempe umumnya berasal dari dua sumber:

1. Kedelai Impor

  • Sekitar 70–80% kedelai di Indonesia adalah impor, terutama dari Amerika Serikat, karena kualitas dan ukuran bijinya lebih besar dan konsisten.

  • Kedelai impor lebih disukai produsen karena lebih mudah difermentasi dan menghasilkan tempe yang padat serta putih bersih.

Baca juga :  10 Kuliner Malang Malam Hari, Tentu Otentik dan Legendaris

2. Kedelai Lokal

  • Ditanam di berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan Sulawesi Selatan.

  • Meski ukuran bijinya lebih kecil dan harganya bisa lebih tinggi, beberapa produsen organik memilih kedelai lokal untuk mendukung petani dan menjaga keberlanjutan.

Selain kedelai, bahan penting lainnya dalam pembuatannya adalah:

  • Ragi  (kapang Rhizopus oligosporus) – mikroorganisme yang membantu fermentasi.

  • Air bersih – untuk merendam dan merebus kedelai.

  • Daun pisang atau plastik – sebagai pembungkus, tergantung tradisi dan skala produksi.

Daerah Penghasil Tempe di Malang

Beberapa daerah di Malang yang dikenal sebagai sentra produksi tempe antara lain:

  • Kampung Sanan, Blimbing – Kampung tempe paling legendaris di Malang. Hampir seluruh warga di sini memproduksi atau olahan tempe.

  • Lowokwaru dan Dinoyo – Banyak pengrajin rumahan yang memproduksi dengan skala kecil-menengah.

  • Tlogomas dan Sukun – Juga dikenal memiliki pengrajin tradisional yang mempertahankan metode fermentasi alami.

Kampung Sanan bahkan telah menjadi desa wisata tempe, tempat pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan dan mencicipi berbagai olahannya.

Bedanya dengan Tempe dari Daerah Lain

Jika dibandingkan dengan tempe dari daerah lain seperti:

  • Jakarta/Bandung: Umumnya lebih tipis dan cepat difermentasi, dengan tekstur yang sedikit lebih lembek.

  • Banyumas: Seringkali berukuran lebih besar dan dibungkus daun jati, dengan aroma yang lebih tajam.

  • Kediri: Teksturnya lebih kasar karena kedelainya tidak terlalu dipecah, dengan rasa yang agak asam.

Tempe Malang lebih seragam teksturnya, lebih “bersih” rasa dan aromanya, dan lebih cocok untuk dijadikan camilan maupun bahan baku tempe kripik dan bacem.

Harga

Harga tempe Malang cukup terjangkau. Berikut kisaran harga per Mei 2025:

  • Mentah (biasa): Rp5.000 – Rp6.000 per papan (300–400 gram)

  • Bungkus daun pisang: Rp7.000 – Rp8.000 per papan

  • Organik/non-GMO: Rp10.000 – Rp12.000 per papan

  • Kripik siap makan: Rp15.000 – Rp25.000 per bungkus (100 gram)

Baca juga :  Bakso Malang Terenak di Malang

Harga bisa sedikit lebih tinggi di toko oleh-oleh atau lokasi wisata.

baca juga : Bakso Malang Paling Enak

Bakso Malang Terenak di Malang

Cara Memasak 

Tempe Malang fleksibel dalam pengolahan. Beberapa cara memasak yang paling populer:

  1. Digoreng biasa – Hanya dengan garam atau bumbu bawang, hasilnya gurih dan renyah.

  2. Dibacem – Direbus dengan gula merah, lengkuas, dan kecap, menghasilkan rasa manis gurih meresap.

  3. Dibuat kripik – Irisan super tipis yang dibalur tepung berbumbu lalu digoreng garing.

  4. Oseng lombok ijo – Irisan tempe ditumis dengan cabai hijau dan kecap, cocok sebagai lauk pedas.

  5. Tempe mendol – dihaluskan dan dicampur rempah lalu digoreng, khas Malang dan wajib dicoba.

Di Mana Bisa Menemukan Tempe Malang Paling Enak?

Kalau ingin menikmati atau membeli tempe Malang terbaik, berikut rekomendasi tempatnya:

1. Kampung Sanan

  • Alamat: Jl. Sanan, Purwantoro, Blimbing, Kota Malang

  • Produk: Tempe mentah, bacem, kripik, dan olahan lainnya.

  • Catatan: Banyak toko oleh-oleh dan workshop edukatif di sini.

2. Kripik Mbok Sri

  • Alamat: Jl. Sanan No. 123, Blimbing, Malang

  • Produk andalan: Kripik original dan pedas.

  • Harga: Mulai Rp15.000 per bungkus.

3. Kripik Cap Macan

  • Alamat: Jl. Raden Intan, sekitar kawasan Sanan

  • Keunggulan: Kripik dengan kualitas ekspor.

4. Pasar Oro-Oro Dowo

  • Alamat: Oro-Oro Dowo, Klojen, Malang

  • Catatan: Tempat belanja bahan segar, langsung dari pengrajin sekitar.

Penutup

Tempe Malang bukan sekadar lauk murah meriah, tapi simbol kreativitas masyarakat Malang dalam mengolah bahan lokal menjadi kuliner unggulan. Dari pasar tradisional hingga etalase oleh-oleh, tempe ini tetap bersinar karena kualitas rasa dan warisan teknik pembuatannya. Jika kamu berkunjung ke Malang, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi atau membawa pulang tempe khas Sanan yang legendaris ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *